PERENCANAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
A. Perencanaan sumber daya manusia.
Perencanaan sumber daya manusia (human resource planning/HRP) adalah
suatu proses sistematis untuk mencocokkan pasokan karyawan internal dan
eksternal dengan lowongan-lowongan pekerjaan yang di perkirakan muncul dalam
organisasi sepanjang periode waktu tertentu.
Perencanaan sumber daya manusia
memiliki dua komponen yaitu : tuntutan
dan ketersediaan. Peramalan
kebutuhan (requirement forecast) adalah
penetuan jumlah, keterampilan, dan lokasi karyawan yang akan di butuhkan
organisasi di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya. Peramalan ketersediaan (availability forecast) yaitu penentuan
atas kemampuan perusahaan untuk mendapatkan karyawan-karyawan dengan
keterampilan yang di butuhkan, dan dari mana sumbernya.
B. Langkah-langkah Perencanaan SDM.
Sesuai dengan fungsi nya untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya
dari asfek sumber daya manusia, sebagai mana di singgung di atas, dan fokus
perhatian perencanaan sumber daya manusia ditujukan pada proses peramalan dan
penentuan kebutuhan SDM di masa depan, maka proses penentuan tersebut dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut :
·
Analisis beberapa faktor penyebab perubahan kebutuhan sumber daya
manusia,
·
Peramalan kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang,
·
Penentuan kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang,
·
Analisis ketersediaan (supply) sumber daya manusia dan kemampuan
perusahaan, dan
·
Penentuan dan implementasi program.
C. Analisis Beberapa Fakto Penyebab Perubahan
kebutuhan Sumber Daya Manusia.
Ada
sejumlah faktor yang dapat mempegaruhi perusahaan,yang dapat berubah pada masa
yang akan datang, yang bisa mengakibatkan pula perubahan kebutuhan sumber daya
manusia, yaitu :
o
Perubahan-perubahan dalam lingkungan eksternal ( faktor eksternal
)
o
Perubahan-perubahan keputusan internal organisasi (faktor
organisasi), dan
o
Perubahan-perubahan tenaga kerja organisasi (faktor work force)
·
Perubahan-perubahan
dalam Lingkungan Eksternal
Faktor
eksternal dapat meliputi keseluruhan faktor yang biasanya berapa di luar
kendali organisasi yang senantiasa mengalami perubahan-perubahan seperti
ekonomi, politik, teknologi, dan persaingan.
Situasi
ekonomi yang sering berubah seperti inflasi dan tingkat suku bunga yang tinggi,
sebagai akibat dari kebijakan moneter dalam suatu negara, dapat mempengaruhi
daya beli konsumen yang diproduksi menurut, dan penurunan aktivitas akan
mengakibatkan penurunan aktivitas akan mengakibatkan penurunan kebutuhan sumber
daya manusia atau sebaliknya.
Perubahan-perubahan dalam bidang teknologi seperti munculnya barang-barang
teknologi proses produksi yang baru, misalnya otomatisasi produksi yang di
kendalika oleh komputer, mempengaruhi jenis tenaga kerja tertentu, dan
kebutuhan tenaga kerja tertentu, dan kebutuhan tenaga kerja tertentu, dan
kebutuhan tenaga kerja manual menjadi berkurang jumlahnya.
Keseluruhan
faktor ini terlihat dengan jelas dan sewaktu-waktu dapat berubah sehingga
senantiasa harus diramalkan oleh perencanaan sumber daya manusia.
·
Perubahan-Perubahan
Keputusan Internal organisasi.
Ketika
terjadi perubahan dalan lingkungan eksternal organisasi, secara langsung atau
tidak langsung itu dapat mempengaruhi keputusan-keputusan internal organisasi
yang meliputi strategi, budget, ramalan-ramalan penjualan, ekspansi atau usaha
baru, rancangan organisasi, dan rancangan pekerjaan.
Strategi
sebagai tujuan cara untuk mencapai tujuan dapat berubah sebagai akibat
dari perubahan situasi eksternal atau internal. Misalnya, strategi organisasi
yang menekankan pada efesiansi, yang oleh Michael Proter disebut dengan lebih
menekankan pada otomatisasi, yang dapat mengakibatkan adanya rencana
penciutan tenaga kerja pengurangan secarara langsung terhadap jumlah tenaga
kerja yang dimiliki.
Budget yang
harus dikurangi atau ditambah sebagai bagian dari rencana strategi yang
dijalankan secara langsung akan mengakibatkan kebutuhan tenaga kerja yang lebih
besar atau lebih kecil juga jenis tenaga kerja dalam hal keterampilan yang
dibutuhkan.
Ramalan-ramalan penjualan atau produksi dapat berubah sebagai akibat dari
situasi ekonomi atau persaingan, dimana semakin banyaknya kemungkinan pesaing
baru memasuki industri yang digeluti perusahaan akan mengakibatkan para pemain
baru mengambil sebagian pangsa pasar yang dimiliki. Ketika organisasi
melakukan cost ledership strategy, mungkin harus dilakukan
pengurangan unit-unit organisasi,baik pengurangan secara pertikal maupun
harizontal. Situasi ini mempengaruhi secara langsung jumlah tenaga kerja. Dari
perancangan pekerjaan dari aspek organisasi,strategi,dan keprilakuan,harus
dilakukan perancangan ulang pekerjaan, misalnya melalui job enlargement yaitu
peningkatan jumlah cakupan pekerjaan yang harus dilakukan dan job
enrichment yaitu peningkatan ekonomi yang dimiliki oleh para pekerja,
yang akan mengakibatkan pengurangan atau penambahan tenaga kerja.
·
Perubahan-perubahan
Tenaga Kerja Organisasi.
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan senantiasa akan
mengalami perubahan, yang secara langsung akan mempengaruhi kebutuhan jumlah
tenaga kerja sebagai akibat adanya pegawai yang pensiun ( retiremen ),
mengundurkan diri ( resignation ), pemutusan hubungan kerja
( termination ), meninggal dunia, dan adanya jam kerja yang
hilang melalui absensi yang disengaja oleh pegawai atau yang tidak disengaja
oleh akibatsakit dan lain-lain.
D. Meramalkan tuntutan sumber daya manusia.
Peramalan tuntutan melibatkan penentuan
jumlah, keterampilan dan lokasi karyawan yang akan di butuhkan organisasi di
masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan – tujuannya. Sebelum tuntutan
sumber daya manusia bisa di ramalkan, permintaan akan barang dan jasa
perusahaan harus di ramalkan. Ramalan ini kemudian di konversikan menjadi
kebutuhan barang dan jasa tersebut.
Beberapa teknik untuk meramalkan
kebutuhan sumber daya manusia saat ini di gunakan para professional SDM.
Beberapa dari teknik tersebut bersifat kualitatif, dan beberapa lainnya
bersifat kuantitatif. Beberapa metode yang paling di kenal dideskripsikan dalam
bagian ini.
a).Zero-Base
Forecasting.
Metode peramalan yang menggunakan
tingkat kekaryawanan organsasi saat ini sebagai titik awal untuk menentukan
kebutuhan penyediaan staf (staffing) di masa depan.
b).Bottom-Up
Approach.
Metode peramalan di mana setiap
level yang berurutan dalam organisasi, mulai dari yang terendah, meramalkan
kebutuhannya, hingga akhirnya menghasilkan ramalan agregat mengenai karyawan
yang dibutuhkan.
E.
Hubungan antara volume penjualan
dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan.
Salah
satu prediktor tingkat karyawan yang paling berguna adalah volume penjualan.
Ada hubungan positif antara permintaan dan jumlah karyawan yang di butuhkan.
F. Model
simulasi.
Model simulasi adalah teknik
peramalan dengan melakukan eksperimen mengenai situasi nyata menggunakan model
matematis.
Sebuah model adalah abstraksi
dari kenyataan. Dengan demikian, model simulasi adalah upaya untuk
menggambarkan situasi nyata melalui logika matematis. Untuk memperkirakan apa
yang akan terjadi. Simulasi membantu para manajer dengan memampukan mereka
mengajukan banyak pertanyaan apa- jika
(what-if questions) tanpa harus membuat keputusan yang menimbulkan konsekuensi-konsekuensi
dunia nyata. Dalam manajemen sumber daya manusia, model simulasi bisa di bangun
untuk menggambarkan kesalingterhubungan antara tingkat kekaryawanan dan banyak
varibel lainnya
Tujuan dari model adalah untuk
memungkinkan para manajer memperoleh wawasan yang cukup mendalam atas masalah
tertentu sebelum mengambil keputusan yang sesungguhnya.
G.
Meramalkan ketersediaan sumber
daya manusia.
Meramalkan
tuntutan SDM melibatkan penentuan jumlah, keterampilan, dan lokasi karyawan
yang akan di butuhkan organisasi di masa mendatang dalam rangka mencapai
tujuan-tujuannya. Penentuan apakah perusahaan mampu memperoleh para karyawan
dengan keterampilan yang di butuhkan, dan dari mana sumbernya, merupakan peramalan ketersediaan (availability
forecast). Peramalan tersebut membantu menunjukan kemungkinan terpenuhinya
jumlah karyawan yang di butuhkan dari dalam perusahaan, dari luar organisasi,
atau dari kombinasi kedua sumber tersebut. Kemungkinan lainya adalah bahwa
keterampilan yang di butuhkan tidak langsung tersedia dari sumber yang ada.
H.
Penggunaan basis data SDM.
Kemajuan
teknologi telah menciptakan cara-cara mengelola dan menganalisis informasi.
Basis data saat ini mencakup informasi mengenai seluruh karyawan manajerial dan
non-manajerial. Workforce manajemen initiatives IBM melibatkan penyusunan
profit keterampilan dan latar belakang setiap karyawan sehngga, missalnya, para
konsultan di business consulting
services-nya dapat di pekerjakan secara lebih efisien, “kami menginginkan
pemanfaatan yang lebih cerdas atas tenaga kerja kami” kata Harold blake
direktur optimalisasi angkatan kerja IBM. Informasi yang dapat di tampilkan
pada basis data meliputi hal-hal sebagai berikut :
·
Riwayat dan pengalaman kerja
·
Keterampilan dan pengetahuan khusus
·
Lisensi atau sertifikat yang di miliki
·
Pelatihan yang telah di selesaikan dalam
organisasi
·
Latar belakang pendidikan
·
Hasil penilaian hasil kerja terdahulu
·
Penilaian atas kekuatan dan kelemahan
·
Kebutuhan pengembangan
·
Potensi promosi saat ini, dan dengan
pengembangan lebih lanjut
·
Kinerja pekerjaan saat ini
·
Bidang spesialisasi
·
Preferensi pekerjaan
·
Preferensi geografis
·
Sasaran dan aspirasi karier
·
Perkiraan tanggal pension
·
Riwayat pribadi, termasuk penilaian
psikologis
I.
Ramalan kekurangan karyawan.
Ketika
organisasi – organisasi menghadapi kekurangan, organisasi – organisasi tersebut
harus mengintensifkan upayanya merekrut karyawan untuk memenuhi kebutuhannya.
Tujuan dari ramalan kekurang
karyawan adalah untuk mengidentifikasi apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan
ketika terjadi kekurangan atau kelebihan karyawan. Ada beberapa tindakan dalam merekrut
karyawan yaitu:
a).
Prekrutan kreatif
kekurangan karyawan seringkali
berarti bahwa pendekatan – pendekatan baru untuk merekrut harus digunakan.
Organisasi mungkin harus merekrut di wilayah – wilayah geografis yang berbeda
di banding pada masa lalu, menggali metode – metode baru, dan mencari tipe –
tipe kandidat yang berbeda.
b).
Insentif kompensasi
Perusahaan – perusahaan yang
bersaing mendapatkan karyawan dalam situasi permintaan tinggi mugkin haarus
mengadalkan insentif kompensasi. Bayaran premium adalah salah satu metode yang
banyak dipakai, namun pendekatan ini dapat memicu perang penawaran yang tidak
dapet di atasi organisasi pada periode selanjutnya.
c).
Program pelatihan
program – program pelatihan khusus
mungkin diperlukan untuk mempersiapkan orang – orang yang tadinya belum mampu
bekerja agar dapat mengisi posisi – posisi
dalam perusahaan.
d).
Standar seleksi yang berbeda
Pendekatan lain untuk mengatasi
kekurangan karyawan adalah menurunkan standar tenaga kerja. Kriteria seleksi
yang menyaring para karyawan tertentu mungkin harus sudah d sesuaikan untuk
memastikan bahwa cukup banyak orang bersedia untuk mengisi pekerjaan –
pekerjaan.
J.
Ramalan surplus karyawan.
Ketika
perbandingan kebutuhan dengan ketersediaan menunjukan akan terjadinya surplus
karyawan, perekrutan terbatas, pengurang jam, pensiun dini, dan perampingan
mungkin diperlukan untuk memperbaiki situasi. Perampingan akan didiskusikan
belakangan sebagai sebuah bagian utama.
Tujuan dari ramalan surplus karyawan
yaitu untuk menjelaskan perampingan dan program sukses dalam lingkungan dewasa
ini.
a).
Perekrutan terbatas
Saat perusahaan mengimplementsikan
kebijakan perekrutan terbatas (restricted
hiring), perusahaan tersebut mengurangi angkatan kerja dengan tidak
mengganti para karyawan yang keluar. Para karyawan baru di pekerjakan hanya
jika kinerja keseluruhan organisasi mungkin terpengaruh.
b).
Pengurangan jam
Perusahaan juga bisa menanggapi
berkurangnya kebutuhan beban kerja dengan mengurangi jumlah total waktu kerja.
Alih – alih meneruskan kebijakan 40 jam seminggu, manajemen bisa memutuskan
untuk memangkas waktu setiap karyawan menjadi 30 jam.
c).
Pensiun dini
Pensiun dini dari karyawan yang ada
saat ini adalah cara lain untuk mengurangi jumlah karyawan.
K.
Perampingan.
Perampigan
( downsizing ), yang juga di kenal
sebagai restrukturisasi dan righsizing, pada dasarnya adalah
kebalikan dari pertumbuhan perusahaan dan merupakan perubahan sekali waktu
dalam organisasi dan dalam jumlah karyawan yang di pekerjakan.
L.
Aspek negatif perampingan.
Pertama,
ada biaya yang terkait dengan moril para karyawan yang bertahan. Karyawan
tersebut menjadi begitu cemas akan masa depan mereka dan tidak ingin berusaha
lebih keras serta mengambil resiko, padahal justu itu yang di butuhkan
perusahaan dalam rangka menciptakan produk baru, pasar baru, dan pelanggan
baru.
Keduan, seringkali tingkatan
hierarki di hapuskan dari suatu perusahaan, membuat kemajuan karier dalam
organisasi menjadi lebih sulit. Dengan demikian, semakin banyak karyawan yang
mendapati diri mereka stagnan pada pekerjaan yang sama hingga mereka pensiun.
Ketiga, bisa jadi karyawan mulai
mencari peluang yang lebih baik karena mereka yakin bahwa mereka tinggal
menunggu giliran untuk di berhentikan. Sering kali para karyawan terbaik
menemukan pekerjaan lain, dan meninggalkan perusahaan dengan orang – orang yang
tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih atau lebih aman di tempat lain.
Keempat, loyalitaas karyawan sering
kali berkurang secara signifikan. Dalam hal karyawan yang bertahan setelah
perampingan, tingkat loyalitas mereka seringkali rendah.
Kelima, memori institusional (
bagaimana organisasi menampilkan dirinya dari kepada para pelanggan dalam semua
bisnis mereka) atau budaya perusahaan telah hilang.
Keenam, para karyawan yang bertahan
akan di tuntut untuk melakukan lebih banyak hal.
M.
Outplacement.
Outplacement
adalah sebuah prosedur dimana para karyawan yang diberhentikan di beri bantuan
untuk menemukan pekerjaan di tempat lain.
Melalui outplacement, perusahaan
mencoba meringankan dampak dari pemberhentian. Beberapa layanan yang diberikan
dalam outplacement mencakup hal – hal berikut ini :
·
Bagian keuangan yang menangani opsi
pensiun, tunjangan keamanan sosial, biaya wawancara, dan negosiasi upah/gaji.
·
Panduan karier, mungkin menggunakan tes
dan perangkat lunak bakat/minat dan profil kepribadian.
·
Intruksi dalam teknik – teknik penilaian
diri, yang membantu dalam pengenalan keterampilan, pengetahuan, pengalaman, dan
kualitas – kualitas lain yang mungkin di persyaratkan oleh perekrut.
·
Bimbingan dalam teknik – teknik yang
menghasilkan wawancara yang sukses.
·
Pengembangan rencana tindakan pribadi
dan dukungan berkelanjutan.
N.
Program suksesi.
Program
suksesi adalah proses untuk memastikan bahwa orang – orang yang memenuhi syarat
telah tersedia untuk mengisi posisi – posisi manajemen kunci begitu posisi –
posisi tersebut lowongan.
Definisi ini mencakup kematian,
pengunduran diri, pemberhentian yang tidak di rencanakan, atau pensiun yang
telah tiba saatnya dari para pejabat perusahaan. Tujuan program suksesi ini
adalah untuk membantu memastikan transisi yang lancar dan efisiensi operasi,
namun transisi tersebut sering kali sulit.
O.
Sistem informasi sumber daya
manusia.
Sistem
informasi sumber daya manusia adalah pendekatan terorganisasi untuk memperoleh
informasi yang relevan dan tepat waktu yang di gunakan sebagai dasar keputusan
– keputusan sumber daya manusia.
Tujuan
sistem informasi sumber daya manusia, yaitu menjelaskan pentingnya sistem
informasi sumber daya manusia dan mendeskripsikan manager self-service dan
employee self-service.
Semua fungsi manajemen sumber daya
manusia dapat di tingkatkan melalui penggunaan sistem informasi sumber daya manusia ( human resource information system/HRIS), yakni semua pendekatan
terorganisasi untuk memperoleh informasi yang relevan dan tepat waktu yang di gunakan sebagian dasar
keputusan – keputusan sumber daya manusia.
Sistem informasi tersebut harus
bersifat efektif dalam hal biaya (cost-effective),
sebuah HRIS harus di rancang untuk memberikan informasi yang sebagai
berikut :
·
Tepat
waktu : manajer harus memiliki akses terhadap informasi
yang mutakhir.
·
Akurat
: manajer harus bisa mengandalkan ketepatan informasi hanya yang di berikan.
·
Ringkas
: manajer dapat menyerap brgitu banyak informasi hanya pada satu waktu saja.
·
Relevan
: manajer harus menerima hanya informasi yang diperlukan dalam situasi
tertentu.
·
Lengkap
: manajer harus menerima informasi yang lengkap, bukan parsial.
P.
Employee self-service.
Eployee
self-service (ESS), adalah proses – proses yang mengotomatiskan transaksi –
transaksi yang sebelumnya bersifat padat karya (labor intensive) baik
bagi para karyawan maupun para professional SDM.
Sistem employee self-service dapat secara pasti membantu departemen payroll, terutama dalam tabungan
karyawan. Namun proses keseluruhanya harus di rencanakan dan dimplementasikan
secara cermat agar efektif dalam pengeluaran biaya (cost-effective), dan mudah di gunakan (user-friendly). Meskipun tabungan yang substansial bisa di hasilkan
dari penggunaan ESS, kecenderungan penolakan dari beberapa karyawan tetap ada.
Q.
Manager self-service.
Manager
self-service (MSS), adalah penggunaan perangkat lunak dan jaringan perusahaan
untuk mengotomatiskan proses – proses sumber daya manusia berbasis kertas yang
memerlukan persetujuan manajer, penyimpanan atau input dokumen, dan proses –
proses yang menunjang pekerjaan manajer.
R.
Konsep perancangan pekerjaan.
Perancangan
pekerjaan (job design), adalah proses
menentukan tugas – tugas spesifik untuk dikerjakan, metode – metode yang
dipakai dalam menjalankan tugas – tugas tersebut, dan cara pekerjaan yang
bersangkutan berhubungan dengan pekerjaan lain dalam organisasi.
Ada beberapa konsep yang berhubungan
dengan perancangan pekerjaan sebagai berikut:
a).
Pemerkayaan pekerjaan
Pemerkayaan pekerjaan adalah
perubahan – perubahan dalam muatan dan tingkat tanggung jawab dari suatu
pekerjaan sehingga memberikan tantangan yang lebih besar bagi karyawan.
Menurut Herzberg, ada lima prinsip
yang harus diikuti perusahaan ketika mereka mengimplementasikan pemerkayaan
pekerjaan :
·
Meningkatkan
tuntutan pekerjaan : pelerjaan harus di ubah dalam cara
tertentu yang bisa menaikan tingkat kesulitan dan tanggung jawab.
·
Meningkatkan
akuntabilitas karyawan : perlu dimungkinkan adanya control
dan kewenangan yang lebih banyak dari karyawan atas pekerjaan yang
dijalankannya, sementara manajer tetap memegang akuntabilitas utama.
·
Memberikan
kebebasan penjadwalan kerja : dalam batas tertentu,
para karyawan harus di izinkan untuk menjadwalkan pekerjaan mereka sendiri.
·
Memberikan
umpan balik : laporan berkala yang tepat waktu
mengenai kinerja harus diberikan langsung kepada para karyawan alih – alih
kepada atasan mereka.
·
Memberikan
pengalaman pelatihan yang baru : situasi kerja harus
mendorong peluang mendapatkan pengalaman – pengalaman baru dan pertumbuhan
pribadi.
b).
Perluasan pekerjaan
Perluasan pekerjaan (job enlargement), didefinisikan sebagai
peningkatan jumlah tugas yang harus dijalankan karyawan, di mana semua tugas
tersebut berada pada level tanggung jawab yang sama.
Perluasan pekerjaan melibatkan
pemberian variasi yang lebih banyak kepada karyawan. Sebagai contoh : alih –
alih hanya menguasai pengoperasian satu mesin, seseorang di latih untuk
mengoperasikan dua atau bahkan tiga mesin, namun tidak ada level tanggung jawab
lebih tinggi yang di perlukan.
c).
Rekayasa ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah pemikiran ulang yang mendasar dan perancangan
ulang yang radikal dari proses – proses bisnis untuk mencapai peningkatan
dramatis dalam ukuran – ukuran kinerja kontenporer seperti biaya, kualitas,
layanan, dan kecepatan.
Rekayasa ulang berfokus pada
keseluruhan aspek rancangan pekerjaan, struktur organisasi, dan sistem
manajemen. Rekayasa ulang menekankan bahwa pekerjaan harus diorganisasikan,
atas dasar hasil (outcomes) dan bukan
atas dasar tugas atau fungsi. Rekayasa ulang tidak boleh di racukan dengan
perampingan, meskipun pengurangan angkatan kerja seringkali terjadi akibat
strategi ini. Tentunya, pertimbangan – pertimbangan rancangan pekerjaan menjadi
perhatian utama karena begitu proses berubah, unsur – unsur penting pekerjaan
juga turut berubah.
PENUTUP
·
Kesimpulan
Perencanaan sumber
daya manusia atau perencanaan tenaga kerja merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada
organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga
kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut.
Perencanaan sumber
daya manusia (Human Resource Planning) merupakan salah satu fungsi dalam
Manajemen Sumber daya manusia yang mengorientasi pada bagaimana menyusun
langkah-langkah strategi menyiapkan sumber daya manusia (pegawai/karyawan)
dalam suatu organisasi secara tepat dalam jumlah dan kualitas yang diperlukan.
Perencanaan SDM sebagai proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber
daya manusia organisasi dari posisinya saat ini menuju posisi yang diinginkan
di masa depan dengan menggunakan data sebagai pedoman perencanaan di masa depan
.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan sumber
daya manusia harus disesuaikan dengan strategi tertentu. Hal ini dimaksudkan
untuk meminimalisikan adanya kesenjangan agar tujuan dengan kenyataan dan
sekaligus menfasilitasi keefektifan organisasi dapat dicapai. Perencanaan
sumber daya manusia harus diintegrasikan dengan tujuan perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang organisasi.
·
Saran
Hal Yang paling
penting di dalam suatu perusahaan adalah Perencanaan SDM, sehingga hal yang
harus dan penting untuk diperhatikan adalah Perencanaan SDM. Perencanaan SDM
yang baik akan menentukan tingkat kemapanan suatu perusahaan.
SDM yang saat ini tersedia bisa di daya
gunakan secara baik sehingga meningkatkan kualitas Perusahaan.begitu
juga dengan Visi dan misi SDM harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
Daftar Pustaka :
R. wayne mondy, jilid
1 edisi 10, Manajemen sumber daya manusia,
Yogyakarta : Erlangga